Akhir minggu yang lalu nampaknya aku lumayan punya lebihan waktu dan energi hingga menyempatkan diri untuk decluttering tipis-tipis. Memilah baju anakku saja sih, tidak muluk-muluk bukan?
Salah satu alasan untuk memilah baju anak lebih dulu karena memang lemarinya yang sudah tidak muat jika dimasukkan baju lagi, dan sepertinya tidak perlu banyak effort untuk permulaan melakukan decluttering. Tapi ternyata setelah dikeluarkan dari lemari, baju yang harus dipilah ternyata banyak juga, banyak yang nyempil hihi.. Dan ternyata memang banyak bajunya yang masih bagus tapi sudah tidak muat dan jarang dipakai. Untungnya untuk urusan baju anak, aku tidak perlu pusing mau ditaruh dimana baju-baju layak pakai yang sudah kekecilan itu tadi karena bisa langsung aku berikan ke keponakanku (anak kakak) yang usianya hampir 3 tahun.
Memang aku sering baca dan banyak orang yang sudah mempraktekkannya sering bilang, bahwa decluttering itu punya banyak manfaat baik secara kasat mata maupun yang tak kasat mata. Nah, kemarin setelah mengalami sendiri proses tipis-tipis itu aku akhirnya baru sadar efek yang tak kasat mata. Hahaha..
It brings JOY.
Percaya atau tidak deh.
Manfaat yang langsung terlihat kasat mata tentu saja lemari jadi lebih luang dan rapi of course, tapi efeknya kebawa ke mood dan rasanya jadi ikut lega. The art of human senses. Ternyata benar, bahwa apa yang kita lihat atau dengarkan bisa bawa pengaruh ke diri atau perasaan kita.
Buat yang baca dan udah terbiasa decluttering pasti komentar, “Kemana aja bu baru tau manfaatnya?” Hahaha.. Iya, memang aku telat taunya. Aku adalah tipikal orang yang suka menyimpan atau ngumpulin barang, apalagi jika barang itu punya makna atau kenangan sendiri. Ahhh, dulu tag merk baju saja aku koleksi.. Hihihi.. Apalagi, bekas tiket nonton, tiket pesawat, tiket konser, you name it! Hahaha.. Sekarang begitu sudah banyak barang menumpuk di rumah, dan karena semakin bertambahnya usia berbanding lurus dengan tingkat wise-nya seseorang, ciyeeee.. baru sekarang sadar banyak yang tidak ada gunanya.
Sebenarnya keinginan merapikan rumah sudah dari setahun yang lalu, karena merasa tidak seimbang antara barang yang masuk ketimbang yang keluar dari rumah, kalopun mengganti barang lebih seringnya yang bekas hanya pindah ke gudang saja yang lama kelamaan menumpuk.
Jadi, setelah merasakan sendiri efeknya, aku merasa sudah menjadi keharusan dan menambahkan lagi keniatan untuk melakukan hal pilah – memilah ini. Sudah pasti bermanfaat untuk diri kita, keluarga dan tempat tinggal kita sendiri. Aku mencoba mengibaratkan rumah juga sebagai entitas yang hidup, yang mana kalo rumah itu tampak rapi dan asri tentu akan happy dan akan berpengaruh ke makhluk hidup lain yang tinggal di dalamnya.
Dan untuk aku sendiri mencoba merefleksikannya kepada diri sendiri, bahwa segala sesuatu membutuhkan ruang. Bahwa segala sesuatu harus seimbang, banyak hal yang masuk ke diri kita apalagi di era teknologi sekarang ini terkadang membuat kepala dan perasaan jadi sesak, maka akupun harus belajar memilah dan mengeluarkannya dari diri sendiri. Nah ini perlu latihan tersendiri dong ya. Dan ternyata saat kita memilah dan memutuskan untuk menyingkirkan atau membuang sesuatu, kita sedang mempraktekkan untuk “letting go”. Bagaimana efeknya ke diri sendiri? Kalian coba sendiri aja yaaa hihihi..
Jangan lupa kasih reward untuk diri sendiri setelah melakukan itu semua yaaa, because we’ve been great for doing that..
Semangat de-cluttering!! 😀